Fungsi IF, fungsi IFS dan fungsi SWITCH mempunyai kemiripan satu sama lain yang terkadang bisa salah dalam memilih formula karena kemiripan tersebut.
Pada tulisan kita kali ini kita membahas perbedaan ketiga fungsi tersebut?
Sebelumnya bisa dibaca terlebih dahulu tentang fungsi IF, fungsi IFS dan fungsi SWITCH.
Fungsi IF
Fungsi IF digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap satu argumen atau formula dan dari hasil test ini akan dihasilkan dua kondisi TRUE atau FALSE.
Bila evaluasi terhadap argumen terpenuhi maka fungsi IF akan menghasilkan nilai TRUE. akan tetapi bila argumen tidak terpenuhi , maka fungsi IF akan menghasilkan nilai FALSE. Dalam hal ini, fungsi IF hanya melakukan evaluasi terhadap satu argumen dan menghasilkan nilai TRUE atau nilai FALSE.
Fungsi IFS
Fungsi IFS melakukan evaluasi terhadap beberapa argumen dimana bila argumen pertama menghasilkan nilai TRUE, maka fungsi IFS akan menghasilkan nilai value_if_true, akan tetapi bila menghasilkan FALSE maka akan dilakukan evaluasi terhadap argumen kedua. Bila argumen kedua menghasilkan nilai TRUE, maka fungsi IFS akan menghasilkan nilai value_if_true, akan tetapi bila menghasilkan FALSE maka akan dilakukan evaluasi terhadap argumen ketiga, dan seterusnya.
Fungsi SWITCH
Untuk fungsi SWITCH sangat berbeda dengan struktur dari fungsi IF dan fungsi IFS.
Bila fungsi IF akan melakukan evaluasi terhadap satu argumen, dan fungsi IFS melakukan evaluasi terhadap beberapa argumen.
Sedangkan fungsi SWITCH akan mencari data yang sama dengan nilai argumen yang diberikan di dalam barisan data yang ada. fungsi SWITCH akan melakukan cek terhadap data pertama, bila sama maka akan dikeluarkan hasilnya dan bila tidak sama maka akan dilakukan cek terhadap data kedua dan seterusnya.
Perbedaan lainnya; bila fungsi SWITCH akan mencari data yang sama persis sedangkan fungsi IF maupun IFS argumennya bisa diformulasikan; sama dengan, lebih kecil, lebih kecil atau sama dengan, lebih besar, lebih besar atau sama dengan.
Fungsi IF versus Fungsi IFS
Bila fungsi IF hanya melakukan evaluasi terhadap satu argumen sedangkan IFS melakukan evaluasi terhadap banyak argumen.
Sekarang bagaimana caranya fungsi IF agar bisa melakukan evaluasi terhadap banyak argumen?
Untuk melakukan ini perlu diperhatikan bahwa fungsi IF mempunyai result value_if_false yaitu bila argumen menghasilkan nilai FALSE.
=IF(logical_test, value_if_true, value_if_false)
Difield value_if_false ini kita bisa berikan formula baru untuk melakukan fungsi IF bila argumen pertama menghasilkan nilai FALSE, sehingga formulanya menjadi:
=IF(logical_test1, value_if_true1, =IF(logical_test2, value_if_true2, =IF(logical_test3, value_if_true3, …)))
Sehingga bila formula ini kita berikan untuk contoh IFS di atas menjadi :
Jadi disini kita bisa lihat bahwa fungsi IF bisa dibuatkan menjadi fungsi IFS dengan membuat formula yang berjenjang dengan menambahkan formula baru di field value_if_false.
Problemnya, kita harus membuat formula yang berulang sehingga kita menghasilkan formula yang panjang dan bahkan bisa rumit bila argumennya banyak.
Fungsi IFS akan menyederhanakan fungsi IF yang berjenjang menjadi lebih sederhana.
Jadi kesimpulannya;
Demikian tutorial kita kali ini, mudah-mudahan bisa memberikan manfaat.
File contoh bisa didownload disini.